HILANG ARAH

Cerpen karya Aqib Fathurrahman

 

Pada pagi hari yang cerah, ada beberapa orang yang sedang bersiap untuk melakukan perjalanan pendakian di Gunung Alos. Mereka itu bernama Andi, Paijo, Amir, dan Joni. Mereka pergi ke Gunung Alos Bukan untuk pendakian biasa Melainkan untuk misi tertentu. Misi mereka adalah ingin meneliti Gunung Alos

Setelah bersiap siap, pada siang menjelang sore hari mereka berempat mulai melakukan perjalanan untuk meneliti Gunung Alos. Mereka melakukan perjalanan melewati jalur yang terbilang ekstrem, Banyak jalan curam dan jurang kanan kiri serta banyak tebing tinggi di jalur ini. Pendakian ini cukup berat, mereka membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai pos pertama.

Hampir tengah malam mereka pun tiba di pos pertama. Mereka bergegas membangun tenda dan beristirahat, tidak lupa mereka memasak makanan untuk makan malam. Mereka pun berbagi tugas, Andi dan Paijo memasak, Amir dan Joni membangun tenda. Setelah makan malam mereka merapikan tenda dan bergegas tidur untuk melakukan pendakian di keesokan hari.

Mentari pagi pun menampakkan sinarnya, lalu mereka berempat terbangun dari tidurnya, dan menghirup udara segar. Setelah terbangun mereka pun membongkar tenda dan bersiap-siap untuk melanjutkan pendakian yang masih jauh. Tenda tergulung rapi di tas, mereka mengangkat tasnya masing masing, dan melanjutkan pendakian. Di tengah perjalanan, mentari yang semula bersinar terang, berubah menjadi gelap, awan mendung, pertanda hujan akan datang. Mereka pun berjalan dengan cepat sebelum hujan turun.

Belum sampai di pos kedua hujan pun turun. Mereka berempat masih sanggup untuk berjalan ke pos selanjutnya karena hujan itu belum begitu deras. Pos kedua telah mereka injak, mereka pun duduk di bawah pohon yang rindang. Baru berapa menit mereka beristirahat hujan yang semula rintik-rintik berubah menjadi deras. Air hujan turun melewati jalur pendakian, gemuruh berkali-kali bersuara. Sembari menunggu hujan reda, mereka makan dan minum sambil beristirahat. Menjelang siang hari hujan pun reda, tetapi jalan yang mereka lewati licin dan masih ada air yang mengalir. Mereka pun memaksakan diri untuk untuk melanjutkan pendakian. Saat mereka melewati jalur yang masih licin dan banyak air mengalir tak sedikit orang dari rombongan terjatuh.

Sampailah mereka pada tanjakan yang cukup curam dengan kondisi yang licin. Mereka pun menaiki jalanan curam dengan memegang akar-akar pohon dan memijak bebatuan yang berada di jalur itu. Setelah mereka berhasil menaiki tanjakan yang cukup curam, mereka pun hampir sampai di pos tiga, hanya tinggal beberapa meter. Siang pun berganti menjadi sore hari, mereka pun sampai di pos tiga. Di pos tiga mereka pun beristirahat dan membangun tenda. Sebagian dari mereka pun mengambil air yang terletak di mata air, tidak jauh dari pos tiga. Matahari pun terbenam, hari berubah menjadi malam, mereka melanjutkan kegiatan sesuai tugas masing-masing. Setelah tugas terselesaikan mereka pun makan dan ngopi-ngopi santai. Makanan dan minuman habis, lalu mereka membersihkan dan merapikan tenda. Setelah itu mereka tidur.

Pagi pun datang, mereka terbangun dari tidurnya, setelah bangun mereka pun merapikan tenda, dan menata tas. Kemudian bersiap-siap melanjutkan pendakian. Semua peralatan sudah beres, lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya yaitu pos empat. Jalur menuju pos empat memang agak curam dibanding jalur sebelumnya, jalur ini banyak terdapat bebatuan dan akar pohon, jadi memudahkan mereka untuk melewati jalur ini. Semua anggota dari rombongan mereka pun terpeleset dan jatuh karena jalurnya yang curam.

Mereka melewati jalur ini membutuhkan waktu yang cukup lama, matahari hampir diatas kepala mereka baru mencapai sebagian jalur. Ditengah perjalanan Amir terjatuh dari tanjakan karena terpeleset, kaki Amir pun sakit, mereka pun harus menunggu hingga kaki amir kembali pulih. Mereka juga mengoleskan krim di kaki amir dan memijatkanya. Satu jam mereka menunggu dan kaki Amir pulih, mereka pun melanjutkan pendakian.

Perjalanan mereka lanjutkan menuju pos empat, mereka pun berjalan dengan sedikit cepat supaya sampai di pos empat sebelum matahari tenggelam. Sore hari datang, pos empat sudah tak jauh lagi, tetapi medan jalur yang mereka lewati bertambah curam. Mereka harus naik menggunakan bantuan tali, karena kemiringan nya hampir lurus vertikal. Beberapa menit kemudian mereka sampai di pos empat setelah menaiki tanjakan yang curam. Mereka pun beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan malam untuk menuju pos lima, mereka melakukan perjalanan malam karena pos lima sudah dekat dan jalan yang dilewati tidak terlalu curam.

Malam pun tiba, setelah beristirahat mereka melanjutkan pendakian kembali. Karena gelap mereka menyalakan senter yang sudah mereka bawa masing-masing. Jalur ini banyak didominasi oleh bebatuan dan semak-semak yang menutupi jalan. Tengah malam tiba, mereka sudah sampai di pos lima. Mereka melakukan kembali tugasnya masing-masing, dari membangun tenda hingga memasak. Setelah makan dan mengobrol mereka pun tertidur dengan pulas.

Terlalu pulasnya mereka tidur, mereka pun bangun agak siang, karena bangun kesiangan mereka tidak bisa melihat matahari terbit. Terbangun dari tidurnya mereka sarapan dengan makanan yang sudah dimasak kemarin malam. Setelah makan mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak untuk meneliti puncak tersebut. Beberapa jam terlewati, sampailah mereka di puncak Gunung Alos. Sesampainya di puncak mereka berfoto-foto dan meneliti puncak Gunung Alos. Setelah semuanya selesai mereka turun dari puncak menuju pos lima.

Sesampainya di pos lima mereka makan siang dengan porsi yang cukup agar kuat saat turun dari Gunung Alos. Setelah selesai mereka membereskan tenda dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan turun dari gunung.

Karena jalan menuju pos empat banyak terdapat semak-semak di tengah jalur. Mereka pun salah ambil jalur, yang harusnya lurus mereka malah ambil ke kiri. Setelah berjalan berjam-jam Joni bertanya kepada Andi yang memimpin perjalanan. “Ndi, kayaknya kita salah ambil jalur?, kok dari tadi belum sampai pos empat padahal jaraknya nggak begitu jauh dan kita sudah berjama-jam berjalan”. Paijo juga bertanya kepada Andi. “Iya ya, kok kita belum sampai-sampai”. Lalu andi menjawab, “Kalian sabar aja, mungkin sebentar lagi kita sampai”.

Malam pun tiba mereka belum juga sampai di pos empat, mereka pun beristirahat sebentar. Sambil beristirahat Andi bertanya kepada Paijo, Amir, dan Joni,”kayaknya bener kata Paijo dan Joni, kita salah ambil jalur, sudah berepa jam berjalan kita nggak sampai-sampai di pos empat.”. Paijo dan Joni menjawab,”benerkan kita salah ambil jalan, trus gimana kita pulangnya”. Andi menjawab,”santai, kan masih ada hari esok, besok kita cari jalan pulangnya”. Tiba-tiba Amir berkata dengan nada tinggi,”gimana sih Ndi, kalo jadi pemimpin tuh yang bener!”. Andi membalasnya dengan nada tinggi,”ya santai kalo ngomong, ga usah nge gas juga!”. Amir kembali menjawab dengan nada tinggi, “ga terima kamu”. Paijo dan Joni melerainya,”sudah-sudah tidak usah dilanjutkan, tidak usah keras-keras juga kalo ngomong, ini di hutan lho”. Andi dan Amir pun menjawab,”iya iya”. Mereka pun akur kembali.

Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari pos empat tetapi tidak ketemu. Hampir seharian mereka mencari pos empat tetapi tidak ketemu. Jalan yang mereka lewati tertutupi semak-semak dan karena tidak tahu kalau ada lubang kaki Andi terperosok ke dalam lubang itu. Anggota rombongan pun menolong Andi dan menunggu hingga kaki Andi kembali pulih dan tidak sakit dipakai berjalan. Setelah pulih mereka kembali melanjutkan perjalanan. Tak terasa hari sudah mulai malam, lalu mereka beristirahat dan membangun tenda. Mereka tidak memasak karena stok makanan mereka hampir habis, mereka hanya memakan camilan yang mereka bawa. Setelah memakan camilan mereka tertidur.

Di pagi hari yang cerah mereka terbangun dari tidurnya, lalu Amir bertanya kepada Andi,”Mengapa kamu tidak memakai HT saja, kan sebelum mendaki kamu dipinjemin?”. Andi menjawab,”ooo iya ya, aku lupa hehe”. Amir menjawab,”kalo dari kemarin inget, kita sudah pulang”. Tak lama kemudian Andi menggunakan HT untuk menghubungi kantor pusat kalau ia dan anggota rombongan tersesat. Sembari menunggu bantuan datang mereka membongkar tenda dan makan cemilan yang mereka bawa. Setelah selesai mereka mengobrol sambil menunggu bantuan datang.

Senja pun tiba, tak lama kemudian bantuan helikopter tiba. Untung mereka berada pada bagian gunung yang sedikit pohonya dan tanahnya yang lumayan datar, jadi helikopter bisa mendarat di sana. Mereka pun naik ke helikopter itu untuk menuju basecamp Gunung Alos. Setelah sampai mereka disambut oleh banyak orang karena telah berhasil ditemukan dan berhasil menyelesaikan misi tertentu di Gunung Alos.

Siswa MuhadestaPeserta Didik
HILANG ARAH Cerpen karya Aqib Fathurrahman   Pada pagi hari yang cerah, ada beberapa orang yang sedang bersiap untuk melakukan perjalanan pendakian di Gunung Alos. Mereka itu bernama Andi, Paijo, Amir, dan Joni. Mereka pergi ke Gunung Alos Bukan untuk pendakian biasa Melainkan untuk misi tertentu. Misi mereka adalah ingin meneliti Gunung...